Sabtu, 09 Januari 2010

Curug Cigamea, Tak Seindah yang Dibayangkan

Liburan akhir tahun, jadi momen yg pas tuk kumpul2 plus refreshing bareng temen2 kantor. Cari2 info tempat wisata yg deket, g perlu nginep, dan yg pasti g nguras kocek tebel. Liburan kami bisa dibilang liburan ala ransel, hee.... Maka, terpilihlah curug kembar Cigamea, yang berlokasi di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Curug ini merupakan bagian dari kawasan wisata Gunung Salak Endah.
Kami sepakat berangkat pagi menggunakan transportasi kereta karena khawatir macet, maklum tahun baru. Kawan kami, Juli berangkat dari Kota pukul setengah 7 pagi dan kawan2 yg lain menyesuaikan waktu tiba kereta tersebut di stasiun masing-masing. Aku yg paling santai karena naik dari stasiun Citayam, jadi masih bisa berberes2 sambil menunggu kereta datang.
Ngomong2 tentang naik kereta, kami punya cerita masing2. Juli, Eti, dan Sri naik lebih dulu di kereta pertama. Aku berangkat dari rumah setengah 8, lari2 membawa ransel berat sampe tubrukan dengan tetangga, g bisa mengejar kereta pertama dan menyusul di kereta berikutnya yg ternyata satu kereta dengan Santi, Rera, dan Fitri. Rera dan Fitri punya cerita lain yg konyol dan menjijikan. Di gerbong mereka, ada yg melempar "ngenge" dari luar dan mengenai seorang anak yg terpaksa turun di stasiun terdekat. Kalau dipikir2, kayaknya g ada alasan buat orang itu membuang kotoran ke dalam kereta, kecuali JAHAT.... Setiba di Bogor, ternyata masih kurang dua kawan kami, b Ola telat sehingga Febri yg janjian dengannya menunggu di Tebet, mereka sampe pukul 9 kurang.
Setelah semuanya kumpul (9 cewe), kami siap berangkat. Aku mengusulkan keluar lewat pintu kanan Mayor Oking karena menurut info dari adik, dari situ angkotnya gampang. Tapi, ada yg ngeyel nih katanya pintunya udha lama ditutup, pas ditanya kapan terakhir ke sini, jawabnya pas dia kuliah, hahahaha, lha wong foto kuliahnya jha warnanya udha sephia, piye to, taun kpn tuh.... :D
Beberapa dari kami mengusulkan untuk carter angkot sampe curug dan harga sepakat sama si abang supir 125.000 sampe k curug. Syenengnya mendengar hal itu, qta g perlu turun naek angkot. tapi, ada lagi nih yg ngeyel, kata dia mahal, qta ngecer ajha. ihhh... dasar si ibu.... Tapi, akhirnya kami pun berangkat. Sepanjang perjalanan, kami bercuap2 sambil menikmati nasi uduk merah bekelnya Santi, jeruk shantang punya b Ola, bla....bla...bla.... Sambil cuap2, qta nego sama abang supir supaya carternya diperpanjang sampe dia jemput qta di curug. Tawar-menawar harga, sepakatlah dengan harga 225.000. Tapi, karena kami ribut ketawa ketiwi, g mudeng klo si abang masih mo nego 250.000. Dan ini punya lanjutan sendiri di akhir perjalanan kami, hiks....
Lanjut sampe tiba di lokasi curug, dalam perjalanan klo g pake carter angkot qta akan turun di terminal dramaga dan lanjut ke arah cibatok. Nah, karena qta mencarter sampe ke Curug, maka si abang supir dimintai bayaran 4ribu rupiah. Itu pun karena si abang kenal ma satpolnya, jadi murah. Pungli semacam ini bukan hanya sekali saja. Mendekati lokasi curug, akan ada lagi sekumpulan preman berpakaian satpol yang menghadang. Semua kendaraan pasti dimintai pungli. Karena kami bersembilan, dia menghitung perorang 4.000 rupiah, tapi kami langsung membayar 30.000 dan ternyata g diprotes tuh. Dasar preman...!
Akhirnya sampailah kami di depan pintu parkir Curug Cigamea. Ehm, kesan yg kudapat masih biasa saja, belum melihat tanda2 yg membuat berdecak. Karena aku g bawa sandal, maka aku dan beberapa kawan membeli sandal jepit di depan pintu masuk curug, seharga 8.000 rupiah, kalo anda terpaksa membeli sandal, mungkin bisa menawar lebih rendah, hee...



Tiket masuk ke curug seharga 4.000 rupiah, yg terdiri atas biaya tiket 2.500, biaya asuransi 500, dan biaya pemda 1.000.
Menuju ke air terjun, kami harus menuruni tangga panjang berliuk yg lumayan bikin kaki pegel. Di tengah perjalanan menuju curug inti, kami menemui curug kecil yg terdapat beberapa kera. Kami sempatkan tuk narsis.com di sana.



Lanjut turun, suara deras air terjun yg membuat kami penasaran berubah menjadi kebingungan. Kami tidak disuguhi langsung pemandangan air terjun, tetapi pemandangan bilik2 yg tak tertata rapi menjajakan beraneka jajanan. Kekecewaan kami mulai nampak. Tapi, kami lupakan dan langsung menuju ke curug pertama, sebelumnya terdapat curug kecil lagi yang kami lewati.
Sampai di bawah kami disuguhi air terjun yg tidak sederas bayangan kami, padahal kami pikir saat itu sedang musim penghujan. Curug pertama tidak sederas curug kedua di sampingnya, kami masih mudah melewati bebatuan menuju ke tengah curug. Aku terkagum-kagum melihat ketinggian air yg tumpah ke curug. Subhanallah... terdapat burung gagak memandangi kami dari atas sana. Setelah cukup bercengkrama di curug pertama, kami memutuskan untuk mengisi perut dahulu. Beberapa dari kami ada yg memakan indomie rebus dan lainnya ada yg membeli bakso. Aku tergiur membeli bakso yg pastinya akan nikmat sekali untuk menghangatkan badan. Tapi, ternyata bakso seharga 7.000 itu lembek dan g banget degh! Rasanya g senendang indomi rebus seharga 4.000 atau yg pake telor seharga 6.000. Jadi, untuk kamu2 yg mau jajan di sana, sudah tau kan mau memilih yg mana ....
Lanjut untuk solat zuhur di musola yg waktu itu basah kuyup entah mengapa. Untuk info, tarif kamar kecil di sana adalah 2.000 rupiah perorang, ehm cukup mahal ya. Setelah solat, kami langsung menuju ke curug kedua yang ternyata debit airnya lebih banyak dan deras. Kami bergantian turun ke tengah curug karena harus menjaga properties kami. Beberapa dari kami termasuk aku, kesulitan melewati bebatuan untuk menuju ke tengah curug. Airnya yg dingin terasa menggigit dan membuat kawan kami, Eti keram sebentar. Aku terhenyak melihat gumpalan sabun di pinggiran curug, agak menjijikan. Dan puntung rokok yg dilempar seenak wudele dewek, dasar wong deso ....! Saat itu, pengunjung yg datang cukup banyak dan lokasi curug terlihat agak kumuh, hiks ....
Menjelang pukul 3 sore, kami teringat janji dengan abang supir yg hendak menjemput kami. Kami putuskan untuk berkemas dan mengganti pakaian. Ada cerita lucu saat mengganti pakaian, aku dan 4 orang kawanku memutuskan untuk mengganti pakaian di satu kamar kecil bareng2, hehhee .... dan Santi jadi korbannya, dia dinobatkan jadi paku dadakan tuk sangkutan baju2 kami, hahhahhaha, i'm happy for that :D....
Setelah dirasa rapi, kami pun keluar dari area curug. Ternyata saat menaiki tangga dari curug lebih menguras tenaga, hahh.... Kami sempat berhenti untuk menikmasti cilok sambil melihat ulah kera2 kecil yang liar.
Sambil menunggu si abang supir, kami sepakat turun menuju area outbond yg berada tak jauh dari Curug Cigamea. Beberapa dari kami asyik mencoba ber-flying fox, lumayan seru. Biaya ber-flying fox adalah 20.000 rupiah, jika mau naik dua kali menjadi 35.000 rupiah. Cukup bersenang-senang dan bernarsis.com, si abang supir datang. Dan kami pun pulang. Di tengah perjalanan, kami mampir ke restoran seafood bangka untuk mengisi perut, yummmy, kenyanggggggggg..., dan harganya pas. Restoran ini sudah dekat dengan stasiun, berada di depan pom bensin, aku g tau nama lokasinya. Si abang supir cuma mau teh manis hangat.



Ehm... akhir perjalanan yg seru tak selalu menyenangkan, perjalanan kami di selipi cerita yg cukup mengesalkan dan membuat kami panik. Saat tiba di stasiun bogor, seorang dari kami memberi si abang sisa pembayaran sewa angkot sebesar 100.000 rupiah. Ternyata, si abang protes, dia bilang kok cuma segini, kan 250.000. Beberapa dari kami ngotot dengan kesepakatan awal sebesar 225.ooo rupiah. Si abang akhirnya ngalah, tetapi sambil berucap "ati-ati y di kereta". Beberapa dari kami merasa agak aneh dengan kata-katanya, Eti mengusulkan supaya menambahkan saja 25.000, toh si abang sudah sangat baik. Aku pun mengeluarkan uang 20.000 rupiah karena udha g da receh lagi. Aku sempat lega karena ku pikir si abang udha dapet tambahannya. Tetapi, ternyata kejadian tak diduga menimpa kami. Di loket pintu mayor oking, dua kawan kami asyik memilih-milih manggis dengan konsentrasi penuh. Beberapa dari kami ada yg ingin membeli talas dan aku pun mengajak mereka untuk keluar dari pintu utama. Kami berlima pun meninggalkan Eti, Juli, b Ola, dan Febri yg sedang membeli manggis dengan perjanjian, kumpul di dalam stasiun. Saat kami masuk ke dalam stasiun, pemandangan tak biasa kami jumpai. Lautan manusia yg menunggu kereta membuat kami merinding. Kami pun saling mengingatkan, jangan sampai terpencar. Setelah beberapa menit menawar talas bogor dan menteng, kami masuk ke dalam stasiun. Aku menelpon Eti untuk memberitahu keberadaan kami, ternyata Eti menelpon lebih dulu. Tetapi, saat kutrima, mati. Aku mencoba menelpon balik, tapi tidak terhubung. Kepanikan pun dimulai, Juli mengirim sms kepada Fitri yg berada di rombonganku, di bilang bahwa mereka telah naik kereta, kecuali Eti. Aku mulai panik, sangat panik! Eti, dia kan buta dengan semua stasiun. Fitri dan Rera mulai mencoba menghubungi Juli, b Ola, dan Febri. Sedangkan, aku sibuk menelpon Eti, tapi selalu tidak ter-conect. Aku berkesimpulan bahwa hp-nya mati. Aku lemas, kami berlima menuju ke seberang dekat pintu keluar Mayor Oking, lautan manusia membuat pikiran kami kacau. Eti tidak kami temukan. Aku mulai marah. Kemudian, diputuskan aku balik ke seberang mencarinya dan yg lainnya menunggu di dekat pintu Mayor Oking. Aku gelisah dan pasrah, dan saat aku sudah pasrah ada suara yg memanggil dengan lirih, Irmaaaaaaaaa.... Eti, dia ketemu. hahhh... rasanya ingin marah, ingin nangis juga. Kami balik ke tempat kawan2 lain menunggu. Fitri dan Rera menelpon Juli, b Ola, dan Febri dengan nada keras, aku sampe tercengang melihatnya. Aku udha g bisa marah, lemeeesss....! Dan di kereta, Eti dimarahin abis2an supaya ganti henpon, hahhahahahhaha, rasakaaannnn....!!!
Hahhh... cukup d ceritanya sampai di sini, sambil nulis aku jadi kebanyang kejadian itu lagi. Eti, Eti... kapan mo ganti hp, si emen udha wajib dimuseumkan. Tuk kawan-kawan seperjuangan, maksih udah mau bersenang2 sekaligus berpanik2 ria. Just say, Thanks Allah, I found them, ehemmm ....
Cigamea, semoga keindahanmu tidak pupus dimakan zaman. Kelak, jika aku ke sana lagi, kamu tidak kumuh lagi ya .... :P


0 komentar:

Posting Komentar

 

©2009 My True Color's | by TNB